Saturday 9 March 2013

HyoHyuk : Stupid Love chapter 1






Main Cast :
-                  Lee hyukJae (EunHyuk) Super Junior
-                  Kim Hyoyeon SNSD/ Girls’ Generation
Other Cast :
Find by yourself
Genre :
Comedy, Frienship, Romance


Hyoyeon POV
**********Saturday***********
Pagi ini, dinginnya begitu menusuk hingga tulang-tulangku kaku, mataku berkedip-kedip terkena sinar matahari yang makin menyilaukan. “Huamm.. ngantuk.. Kenapa rasanya dingin sekali. ouch.” Aku baru tidur jam 3 pagi karena harus menyelesaikan tugasku yang tak kunjung selesai. Aku benar-benar lelah hingga aku tak sadar tertidur ditengah usaha kerasku menyelesaikan lembar-lembar menjenuhkan itu.
“Omma.. aku lapar!” aku berteriak memanggil omma sambil berjalan sempoyongan, mataku terus ku ucek padahal tidak gatal. Sesampainya di meja makan aku berlanjut membuka tudung saji. “Omma.. waeyo kau tidak masak?” aku berteriak (lagi).
“Ki Bum, tadi omma memberimu pesan kah?” aku memanggil Ki Bum adikku, tapi tetap tak ada jawaban.
‘mereka di mana?’ batinku melihat suasana rumah begitu sepi.
“Ding Dong.. Ding Dong” suara jam di dinding membuatku menarik pandangan ke sumber suara tersebut.
“Apaa?? Jam 7?” teriakku. Kenapa aku ini bodoh sekali, bisa-bisa aku dimarahi kalo begini. Dengan segera aku bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap. Saking terburu-burunya aku sampai lupa berdandan dan menyisir rambutku yang masih acak-acakan. Hah biarlah, aku sudah terlambat kataku mendesah.

EunHyuk POV

Seperti biasa, aku menjalani rutinitasku sebagai siswa di SM Senior High School, salah satu sekolah terbaik di Seoul. Aku anak kelas 3 yang sebentar lagi akan lulus yah beginilah aku Lee HyukJae, tapi aku lebih dikenal sebagai Eunhyuk yang dipuja banyak wanita termasuk Dosen-dosen genit itu. Hahaha
“EunHyuk-hyung?” teriak seseorang yang menarik perhatianku,
“Yah, wae?” jawabku sambil memutar badan,
“Aku.. aku.. hosh hosh.. capek sekali.” Kata KyuHyun dan Donghae mengikuti Kyuhyun dari belakang, tadi mengejarku tapi aku sama sekali tidak menyadarinya.
“atur nafasmu dulu, baru kau bicara, kenapa?” kataku sambil menepuk pundak KyuHyun hingga aku terkikih geli melihat raut wajahnya yang kelelahan.
“Cepatlah, ini sudah hampir jam 9. Aku ada jam pelajaran Kyu.” Ucapku yang agak jengkel karena Kyuhyun tak kunjung bicara.
“Hae, ada apa sebenarnya?” ucapku sambil menatap Donghae yang juga kelelahan.
“Kau ini hyung, aku dan KyuHyun lelah mengejarmu.” Ucap Donghae yang ikut-ikutan mengeluh.
“YA! Kalian mau ku hajar!” Aku berteriak karena sudah jengkel dengan mereka berdua, bukannya bicara malah ngomel sedari tadi.
“Ya kau ini Hyung, sudahlah to the point saja kalau begitu. Tadi aku melihat Jina bergandengan tangan dengan Junho. Mereka sekarang sedang menuju ke kelas. Sebaiknya kau datangi mereka.” “Apa kau bilang, wanita itu genit sekali! Dasar Babo!” aku berteriak hingga mengejutkan orang di sekitarku, ah peduli amat aku sudah terlanjur naik darah!.
“Awas kau Junho!” aku begitu geram dengan namja satu itu hingga tak sadar aku memukul perut KyuHyun yang berada dibelakangku. “Ah, Hyung sakit.” Keluh KyuHyun yang memegangi perutnya dan Donghae hanya menertawainya, aku hanya menghiraukan mereka dan langsung berlalu begitu saja.

Author POV

Di dekat ruang aula terdengar keributan, sepertinya ada orang yang sedang berkelahi. Dengan segera Hyoyeon mendekat ke kerumunan orang yang menutupi sumber keramaian itu.
Saat ia mencoba mendekat dilihatnya orang yang tak asing lagi dimatanya. Ia terlihat babak belur dihajar oleh lawannya, Hyoyeon pun mencoba untuk melihat lebih dekat siapa yang berkelahi dan,
“Hei,Junho-oppa, apa yang kau lakukan? Dan.. Kenapa kau berkelahi?” Hyoyeon berteriak hingga menjatuhkan tas besarnya karena kaget melihat Junho yang berkelahi hebat dengan namja paling populer di sekolahnya.
“heh, kalian babo bukannya menolong malah menyorakinya, dasar!” Hyoyeon geram melihat beberapa orang yang hanya melihat saja tanpa membantu melerai mereka berdua. Kemudian ia membantu Junho berdiri dan langsung marah-marah.
“heh, oppa waeyo?” “kau ini jangan berkelahi dengan Michyeo namja ini, bisa-bisa kau dibunuh olehnya!” hyoyeon menunju-nunjuk wajah EunHyuk
“Kau ini, apa urusanmu, babo yeoja? Hah” Eunhyuk membalas sambil mengepalkan tangannya di hadapan Hyoyeon,”Kalau bukan yoeja, ku hajar kau!” EunHyuk menatap Hyoyeon dengan kebencian begitu juga Hyoyeon, dari dulu mereka memang sudah saling bermusuhan seperti Tom & Jarry!!
“Sudah Hyung, sudah.” Bujung kedua teman Eunhyuk yang baru saja datang. Eunhyuk hanya terdiamg geram dengan tatap Hyoyeon.
“Hehh..” desah Hyoyeon dengan wajah berkerut, ia pun meneteng Junho dan meninggalkan EunHyuk sendiri.
“Dasar babo yeoja!” Teriak EunHyuk, tapi kali ini Hyoyeon menghiraukannya.

Di ruang UKS....
“Kau ini kenapa Hyo?” Junho bingung melihat Hyoyeon yang tadi membelanya habis-habisan, ia menatapi Hyoyeon yang masih telaten mengobati luka di wajah Junho, ia tersenyum manis.
“Waeyo?” tanya Hyoyeon
“Waeyo, kenapa Oppa tersenyum?” tanya hyoyeon (lagi)
“Kau ini aneh Hyo, kau kan tahu aku tidak suka dengan EunHyuk jadi aku menggoda Jina agar mau menjadi yeojachinguku, dan apa kau tahu Hyo? Aww.. Dia menerimaku,hhaa! Jadi apa kau khawatir denganku?” Junho terkikih sambil menahan sakit.
“Kau ini, Oppa aku kan sudah mengenalmu sejak kita SMP. Mana mungkin aku membiarkanmu berkelahi. Kau kan juga tahu aku membenci Namja itu!” sontak hyoyeon melapas genggamannya yang sedari tadi mengobati Junho dan membulatkan matanya hingga Junho tertawa.
“Dia kan teman kecilmu?” perkataan Junho membuat Hyoyeon diam seribu bahasa.
“Lalu.. A..apaan kau ini Oppa? sudahlah aku mau pulang.” Hyoyeon yang gugup setelah mendengar perkataan Junho barusan segara beranjak pergi tanpa menampakkan wajahnya pada Junho.

EunHyuk POV

“Yoeja itu, ikut campur saja.” Aku benar-benar heran dengan yoeja itu yang dari dulu terus saja membuntuti Junho. Aneh.
“Siapa yang ikut campur?” suara itu sekejab mengagetkanku.
“hah, Noona kau mengagetkanku.” kataku sambil mengelus-elus dadaku sendiri.
“Siapa yang ikut camput?? Hyoyeon kah? Dasar anak kecil sudah punya pacar masih saja nglirik yang lain.” Kakakku benar-benar tahu apa yang aku pikirkan sedari tadi tapi dia juga kelewatan.
“Waeyo? salah” ucapku mendesah, kemudian aku memandangi kakakku yang bernama Lee Sora.
“Wae? ani ani.. Eh lihat luka di wajahmu, eh eh eh.. kalau Omma tahu bisa-bisa kau dibunuh olehnya.hahaha” ucap kakakku yang tertawa terbahak-bahak melihat wajahku yang hancur berantakan. Bukannya menolong malah menghina dia sama saja dengan babo yeoja itu.
Kemudian noona-ku pergi keluar entah mau kemana, aku tidak peduli. Aku masih merasa perih dibagian pinggir bibirku sepertinya berdarah tapi aku malas membersihkannya, biarlah.
“Kau ini pemalas, sini biar Noona bersihkan.” Lagi-lagi suaranya mengagetkan ku dan langsung menarik kepalaku sesuka hatinya.
“Ahh, noona kau gila, ini sakit!” Aku berteriak begitu kencang, apa dia tidak sadar kalau aku ini kesakitan, dasar noonaku ini memang gila.
“Nah Sudah, sekarang tidur dan besok jangan berkelahi lagi, bilang saja dengan yeoja kesayanganmu itu. Ya HyukJae sayang.” Ucapannya benar-benar menyindirku, lihat saja ekspresi wajahnya sangat tak enak dipandang. Tapi memang benar apa yang dia katakan, untuk apa aku berpacaran dengan Jina padahal sebenarnya aku menyukai Hyoyeon sejak masih kecil, dulu dia tinggal di samping rumahku dan kami sering main bersama. Tapi karena rumahnya disita dia pindah ke tempat lain. Aku benar-benar menyesal karena tidak memberi tahu perasaanku yang sebenarnya pada Hyo. Setelah sekian lama, aku jadi membencinya karena dia dekat dengan Junho. Tapi tetap saja aku masih mencintainya, melihat senyumnya saja sudah membuatku meleleh padanya. Ehh.. (terbangun dari tidur)
“Kenapa aku memikirkan babo yeoja itu, hahh sudahlah.. aku ngantuk.” Kemudian ku tutup wajahku dengan bantal dan memejamkan mataku rapat-rapat.

Hyoyeon POV
*********Sunday**********
Aku rasa aku bangun lebih awal..
Jadi aku agak santai memulai aktivitasku. Setelah bangun, ku regangkan tubuhku yang tegang, lalu ku bersihkan kamar kesayanganku dan dengan segera aku beranjak dari kamarku menuju kamar mandi tentunya aku mau mandi.
“Hahh.. segarnya.” Aku meregangkan kedua tanganku dan merasakan kesegaran pagi itu.
“Eh..” aku terkaget, ada sesuatu di belakangku.
“Oh mian, Ki Bum sayang. Eh.. kau masih belum berangkat, ini kan sudah... hah sudah jam 7.. kau pasti telat. Lihat kau belum mandi dan.. rambutmu.. ya ampun kau kan sudah kelas 3 SMP tapi masih pemalas begini.. heh cepat mandi sana!!” Entah setan apa yang merasuki tubuhku hingga aku mengomeli adikku panjang lebar. Setelah itu aku hanya diam dan memandangi adik kesayanganku itu dengan tatapan tajam.
“Noona, panggil aku Key jangan Ki Bum, dan satu lagi hari ini hari minggu. kalau saja hari ini aku sekolah, mana mungkin kau bisa sesantai ini? Dan mengomeliku!” gerutu Ki Bum yang mendekatkan wajah kesalnya ke wajahku, kemudian ia pergi. Aku hanya bingung sambil menggaruk-garuk rambutku yang tidak gatal lalu ku tengok kalender, sesaat aku terkikih sendiri. Xixixixi...

Di meja makan....
“Omma.. apa boleh aku pergi.. hari ini kan hari minggu?” rengek Ki Bum yang sedari tadi hanya memainkan sendok dan garpunya. Omma tetap saja diam dan tidak menjawab, biasanya sih tidak diizinkan kecuali Ki Bum akan bertingkah gila lagi.
“OOOmmmmaaaa.. !!” Melihat Ki Bum berteriak dengan ekspresi lucu seperti itu membuatku tertawa terpingkal-pingkal. Aku tidak habis pikir bagaimana mungkin seorang namja manja seperti Ki Bum digilai banyak cewek di SM Junior High School.
“Ne, pergilah sesukamu.. jam 9 malam harus sudah ada di rumah. Mengerti!” akhirnya omma bisa luluh, Ki Bum hanya tersenyum sumringah lalu melahap makanannya.
“Eehh.. kau ini pelan-pelan..” Ucapku yang tercengang melihat tingkah Ki Bum yang terlalu semangat makan.
“Omma, aku nanti juga akan pergi. Apa omma mau sekalian ku antarkan ke bandara?” ucapku sambil menatap omma dengan serius.
“Baiklah, tapi kalian harus ingat hati-hati selama omma tinggal.. karena omma harus berada di Jepang selama seminggu.” Jawab omma yang berhenti makan dan menatapku.
“Ne omma, aku siap.” Jawabku semangat sambil tersenyum lebar.
“Oh ya omma.. uang saku selama seminggu?” Ki Bum tiba-tiba menyaut dan menjulurkan tangannya ke arah omma.
“Ne minta pada kakakmu, nanti aku akan memberi uang untuk kalian.” Saut omma.
Secara serentak aku dan Ki Bum berteriak bersama karena saking senangnya. Bukan karena apa-apa, kami hanya senang karena bisa melakukan apa yang kami lakukan tanpa pengawasan omma.

Di Bandara Incheon....
“Daaa omma, kami akan merindukanmu.”kata Ki Bum.
“Ne omma, hati-hati di sana.”kataku meyambung perkataan Ki Bum.
“Jangan lupa makan. Dan minum vitamin omma.”Sambung Ki Bum kembali.
“Omma harus istirahat juga. Jangan bekerjar terus.”sambungku, kali ini dengan memeluk omma.
“Ne, sekarang omma pergi dulu. Ingat hati-hati ya.” Jawab Omma sambil tersenyum kemudian menepuk pipiku dan Ki Bum. Kami pun mengangguk bersama.

Author POV

Setelah hyoyeon mengantarkan ommanya ke bandara ia pun beranjak untuk segera pulang ke rumah, tentunya bersama sang adik Ki Bum.
“Hyo.” Panggil seseorang dengan suara tak asing lagu. Lalu mereka berdua menoleh.
“Eh.. Junho oppa.” jawab hyoyeon terkejut melihat Junho yang sudah ada dibelakangnya.. dengan membawa koper dan berpakaian rapi. ‘Mau kemana dia’ ucap hyoyeon lirih.
“Oppa, kau keren. Mau pergi kemana? Jalan-jalan ya? Tumben? Keluar kota? Keluar negeri?” tanpa banyak pikir Ki Bum langsung nrocos saja bertanya dengan Junho. Lalu Hyoyeon menyenggol pinggul Ki Bum “Jaga bicaramu.” Ucap Hyoyeon lirih, Ki Bum hanya mengangguk.
“tidak papa Hyo.” Jawab Junho yang tersenyum manis seperti malaikat.
“Eh.. Ne oppa.” Jawab Hyoyeon singkat.
“Hyo?” panggil Junho lagi.
“Ne Oppa.” Jawabku lagi.
“Kita harus berpisah. Mungkin selama 5 tahun.” Perkataan Junho membuat hyoyeon bingung. Kemudian Junho memberi isyarat Ki Bum untuk pergi meninggalkan mereka berdua. Ki Bum mengerti dan pergi.
“Aku di suruh appa pergi ke Amerika, soal sekolah aku bisa meneruskannya di sana, dan kebetulan appaku memintaku untuk ikut bekerja di perusahaannya dan, yah aku tidak bisa menolaknya.” Ucap Junho panjang lebar sambil menatap hyoyeon yang juga menatapnya.
“Oh..” jawab hyoyeon bingung sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Hyo.. saranghae..” kata Junho sambil meraih kedua tangan kecil milik Hyoyeon. Ia hanya bingung dengan apa yang terjadi. Dan. Yak! Junho menciumnya! Di depan Umum! OMG! Tubuh hyoyeon tiba-tiba kaku dan matanya membulat tak percaya apa yang terjadi. Setelah ia tersadar hyoyeon mendorong Junho dengan cepat, ia hanya menunduk.
“Mianhae, Mianhae oppa.” Hyoyeon pun berlari meninggalkan Junho. Dan Junho hanya terdiam melihat Hyoyeon pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal padanya.

EunHyuk POV

‘Tadi mereka berdua, ku lihat Hyoyeon terbujur kaku dalam ciuman Junho. Apa dia juga mencintai Junho.. apa cintaku hanya bertempuk sebelah tangan’ hatiku menjerit kesakitan melihat apa yang tidak seharusnya ku inginkan. Aku hancur, tanpa ku sadari aku meneteskan air mata. Ini yang kedua kalinya aku menangis hanya karena yoeja gila itu. Entah bagaimana aku terpatung dalam kondisi yang hancur seperti ini.
Aku tersadar lalu aku pergi menuju mobilku dan memukul-mukul kepalaku sendiri.
“Lee HyukJae babo, kau memang namja babo..” ku pukuli dan kucaci diriku sendiri terus menerus hingga seorang yeoja masuk ke dalam mobilku.
“Lee HyukJae, eh salah Eunhyuk?ada apa denganmu?” suaranya sangat khas, aku juga sangat mengenal suara yoeja itu, lalu ku cari sumber suara yang ku dengar.
“Kau, babo yeoja!” aku berteriak kaget melihat hyoyeon yang duduk di sampingku.
“Ne, Michyeo namja. Antar aku pulang.” sahutnya sambil mengaitkan pengaman ke tubuhnya. Aku heran kapan dia tahu aku berada di sana, atau jangan-jangan dia tahu aku mengikutinya sedari tadi.
“Kenapa kau diam Michyeo namja?” perkataan hyoyeon membuyarkan lamunanku.
“Ne?” aku bingung dengan situasi ini.
“Wae? Kenapa kau bisa di mobilku? Pergi sana?” entah kenapa aku mengusirnya, tapi aku hanya tidak ingin ia di sampingku dengan keadaanku yang sedang patah hati karena Hyoyeon.
“Adikku meninggalkanku. Dan aku lihat kau dari kaca mobilmu.. yang.. tuh lihat terbuka. Jadi aku masuk.” Hyoyeon tersenyum padaku, senyumannya membuat hatiku berdebar, Ohh Tuhan bagaimana ini aku tidak bisa menahannya.
“Haa.. Sudah sudah.. jangan tatap aku begini, itu mengganggu.” Ucapku yang memalingkan pandangan ke depan. Kemudian ku gas mobilku dengan kencang.

Hyoyeon POV

Ada apa dengan namja ini, kenapa tiba-tiba baik hati. Aneh sekali tidak biasanya ia mau berbaik hati denganku tapi baguslah jadi aku tidak perlu mengeluarkan uang.
“Hey?”
“Hey?”
“Hey.. Kau dengar tidak?”
“Hey.. Babo yeoja!"
“Hah, wae?” aku terhentak dari lamunanku dan menatap Eunhyuk yang terlihat kesal. Ada apa dengannya kenapa dia berteriak. Apa tadi dia memanggilku tapi kenapa aku tidak mendengarnya. Hah entahlah.
“Wae?” tanyaku sambil mengucek mataku yang agak gatal.
“Kau tuli atau apa dasar babo. Karena kau sudah membuatku marah. Maka kau harus menerima akibatnya!” Ucap Eunhyuk yang agak mengagetkanku apa lagi ekspresi evil di wajahnya itu sangat menggangguku.
“apa maksudmu? Lihat ekspresimu itu sama sekali dengan wajahmu!Babo!” Tiba-tiba aku menutup mulutku. Kenapa aku bisa bicara seperti itu pada Eunhyuk. Tapi aku rasa Eunhyuk tidak mendengar atau mungkin dia tidak menggubris omelanku. Yah semoga saja begitu.

EunHyuk POV

“Sudah sampai.” Kataku sambil agak tersenyum dengan penuh semangat.
“Kita mau makan?” hyoyeon bertanya padaku dengan wajah sumringah, ekspresinya membuatku dadaku berdetak kencang.
“N..ne” jawabku gugup.
“Bagus, aku akan telepon Ki Bum dan membelikannya makanan.” Jawabnya dengan semangat, ekspresinya masih seperti tadi yang masih membuatku bahkan tambah membuatku merasa deg-degan melihatnya. Ia kemudian keluar dari mobilku dan berjalan ke dalam Restaurant, sedangkan aku masih duduk membayangkan ekspresi wajah hyoyeon yang begitu manis.
“hey, kenapa kau diam saja di situ.” Hyoyeon berteriak hingga membuatku kaget dan salah tingkah, tiba-tiba saja ia tertawa terbahak-bahak melihatku, dan DEG jantungku berdeguk begitu kencangnya, bahkan dia semakin mendekat dengan ekspresi sama hingga membuatku semakin jantungan.
“Dasar kau, babo!” dia membuka pintu mobil dan menarik tanganku. Rasanya terasa seperti di surga melayang-layang bersama bidadari cantik. Entahlah aku ini kan seorang namja paling tampan tapi bisa terpikat oleh seorang hyoyeon. Memang aneh.
Setelah kami selesai makan, aku mengantar hyoyeon ke rumahnya. Karena jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Tidak terasa kami pergi berdua cukup lama.
“Kau mau mampir?” tanya hyoyeon padaku. Aku hanya menggelengkan kepala.
“Jeongmal? Tapi ya sudah, hati-hati.. Michyeo namja!” ucapan terakhirnya benar-benar melekat padaku, ia pun tersenyum, senyumannya begitu tulus dan membuatku membalas senyumannya.


To be Continue....