Main Cast :
-
Lee hyukJae (EunHyuk) Super Junior
-
Kim Hyoyeon SNSD/ Girls’ Generation
Other Cast :
Find by yourself
Genre :
Comedy, Frienship,
Romance
Hyoyeon
POV
**********Saturday***********
Pagi ini,
dinginnya begitu menusuk hingga tulang-tulangku kaku, mataku berkedip-kedip
terkena sinar matahari yang makin menyilaukan. “Huamm.. ngantuk.. Kenapa
rasanya dingin sekali. ouch.” Aku baru tidur jam 3 pagi karena harus
menyelesaikan tugasku yang tak kunjung selesai. Aku benar-benar lelah hingga
aku tak sadar tertidur ditengah usaha kerasku menyelesaikan lembar-lembar
menjenuhkan itu.
“Omma.. aku
lapar!” aku berteriak memanggil omma sambil berjalan sempoyongan, mataku terus
ku ucek padahal tidak gatal. Sesampainya di meja makan aku berlanjut membuka
tudung saji. “Omma.. waeyo kau tidak masak?” aku berteriak (lagi).
“Ki Bum, tadi
omma memberimu pesan kah?” aku memanggil Ki Bum adikku, tapi tetap tak ada
jawaban.
‘mereka di mana?’
batinku melihat suasana rumah begitu sepi.
“Ding Dong.. Ding
Dong” suara jam di dinding membuatku menarik pandangan ke sumber suara
tersebut.
“Apaa?? Jam 7?”
teriakku. Kenapa aku ini bodoh sekali, bisa-bisa aku dimarahi kalo begini.
Dengan segera aku bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap. Saking
terburu-burunya aku sampai lupa berdandan dan menyisir rambutku yang masih
acak-acakan. Hah biarlah, aku sudah terlambat kataku mendesah.
EunHyuk
POV
Seperti biasa,
aku menjalani rutinitasku sebagai siswa di SM Senior High School, salah satu
sekolah terbaik di Seoul. Aku anak kelas 3 yang sebentar lagi akan lulus yah
beginilah aku Lee HyukJae, tapi aku lebih dikenal sebagai Eunhyuk yang dipuja
banyak wanita termasuk Dosen-dosen genit itu. Hahaha
“EunHyuk-hyung?”
teriak seseorang yang menarik perhatianku,
“Yah, wae?”
jawabku sambil memutar badan,
“Aku.. aku.. hosh
hosh.. capek sekali.” Kata KyuHyun dan Donghae mengikuti Kyuhyun dari belakang,
tadi mengejarku tapi aku sama sekali tidak menyadarinya.
“atur nafasmu
dulu, baru kau bicara, kenapa?” kataku sambil menepuk pundak KyuHyun hingga aku
terkikih geli melihat raut wajahnya yang kelelahan.
“Cepatlah, ini
sudah hampir jam 9. Aku ada jam pelajaran Kyu.” Ucapku yang agak jengkel karena
Kyuhyun tak kunjung bicara.
“Hae, ada apa
sebenarnya?” ucapku sambil menatap Donghae yang juga kelelahan.
“Kau ini hyung,
aku dan KyuHyun lelah mengejarmu.” Ucap Donghae yang ikut-ikutan mengeluh.
“YA! Kalian mau
ku hajar!” Aku berteriak karena sudah jengkel dengan mereka berdua, bukannya
bicara malah ngomel sedari tadi.
“Ya kau ini
Hyung, sudahlah to the point saja kalau begitu. Tadi aku melihat Jina
bergandengan tangan dengan Junho. Mereka sekarang sedang menuju ke kelas.
Sebaiknya kau datangi mereka.” “Apa kau bilang, wanita itu genit sekali! Dasar Babo!”
aku berteriak hingga mengejutkan orang di sekitarku, ah peduli amat aku sudah
terlanjur naik darah!.
“Awas kau Junho!”
aku begitu geram dengan namja satu itu hingga tak sadar aku memukul perut
KyuHyun yang berada dibelakangku. “Ah, Hyung sakit.” Keluh KyuHyun yang
memegangi perutnya dan Donghae hanya menertawainya, aku hanya menghiraukan
mereka dan langsung berlalu begitu saja.
Author
POV
Di dekat ruang
aula terdengar keributan, sepertinya ada orang yang sedang berkelahi. Dengan segera
Hyoyeon mendekat ke kerumunan orang yang menutupi sumber keramaian itu.
Saat ia mencoba
mendekat dilihatnya orang yang tak asing lagi dimatanya. Ia terlihat babak
belur dihajar oleh lawannya, Hyoyeon pun mencoba untuk melihat lebih dekat
siapa yang berkelahi dan,
“Hei,Junho-oppa,
apa yang kau lakukan? Dan.. Kenapa kau berkelahi?” Hyoyeon berteriak hingga
menjatuhkan tas besarnya karena kaget melihat Junho yang berkelahi hebat dengan
namja paling populer di sekolahnya.
“heh, kalian babo
bukannya menolong malah menyorakinya, dasar!” Hyoyeon geram melihat beberapa
orang yang hanya melihat saja tanpa membantu melerai mereka berdua. Kemudian ia
membantu Junho berdiri dan langsung marah-marah.
“heh, oppa
waeyo?” “kau ini jangan berkelahi dengan Michyeo namja ini, bisa-bisa kau
dibunuh olehnya!” hyoyeon menunju-nunjuk wajah EunHyuk
“Kau ini, apa
urusanmu, babo yeoja? Hah” Eunhyuk membalas sambil mengepalkan tangannya di
hadapan Hyoyeon,”Kalau bukan yoeja, ku hajar kau!” EunHyuk menatap Hyoyeon dengan
kebencian begitu juga Hyoyeon, dari dulu mereka memang sudah saling bermusuhan
seperti Tom & Jarry!!
“Sudah Hyung,
sudah.” Bujung kedua teman Eunhyuk yang baru saja datang. Eunhyuk hanya
terdiamg geram dengan tatap Hyoyeon.
“Hehh..” desah
Hyoyeon dengan wajah berkerut, ia pun meneteng Junho dan meninggalkan EunHyuk
sendiri.
“Dasar babo yeoja!”
Teriak EunHyuk, tapi kali ini Hyoyeon menghiraukannya.
Di ruang UKS....
“Kau ini kenapa
Hyo?” Junho bingung melihat Hyoyeon yang tadi membelanya habis-habisan, ia menatapi
Hyoyeon yang masih telaten mengobati luka di wajah Junho, ia tersenyum manis.
“Waeyo?” tanya
Hyoyeon
“Waeyo, kenapa
Oppa tersenyum?” tanya hyoyeon (lagi)
“Kau ini aneh
Hyo, kau kan tahu aku tidak suka dengan EunHyuk jadi aku menggoda Jina agar mau
menjadi yeojachinguku, dan apa kau tahu Hyo? Aww.. Dia menerimaku,hhaa! Jadi
apa kau khawatir denganku?” Junho terkikih sambil menahan sakit.
“Kau ini, Oppa
aku kan sudah mengenalmu sejak kita SMP. Mana mungkin aku membiarkanmu
berkelahi. Kau kan juga tahu aku membenci Namja itu!” sontak hyoyeon melapas
genggamannya yang sedari tadi mengobati Junho dan membulatkan matanya hingga
Junho tertawa.
“Dia kan teman
kecilmu?” perkataan Junho membuat Hyoyeon diam seribu bahasa.
“Lalu.. A..apaan
kau ini Oppa? sudahlah aku mau pulang.” Hyoyeon yang gugup setelah mendengar
perkataan Junho barusan segara beranjak pergi tanpa menampakkan wajahnya pada
Junho.
EunHyuk
POV
“Yoeja itu, ikut
campur saja.” Aku benar-benar heran dengan yoeja itu yang dari dulu terus saja
membuntuti Junho. Aneh.
“Siapa yang ikut
campur?” suara itu sekejab mengagetkanku.
“hah, Noona kau
mengagetkanku.” kataku sambil mengelus-elus dadaku sendiri.
“Siapa yang ikut
camput?? Hyoyeon kah? Dasar anak kecil sudah punya pacar masih saja nglirik
yang lain.” Kakakku benar-benar tahu apa yang aku pikirkan sedari tadi tapi dia
juga kelewatan.
“Waeyo? salah”
ucapku mendesah, kemudian aku memandangi kakakku yang bernama Lee Sora.
“Wae? ani ani..
Eh lihat luka di wajahmu, eh eh eh.. kalau Omma tahu bisa-bisa kau dibunuh
olehnya.hahaha” ucap kakakku yang tertawa terbahak-bahak melihat wajahku yang
hancur berantakan. Bukannya menolong malah menghina dia sama saja dengan babo
yeoja itu.
Kemudian noona-ku
pergi keluar entah mau kemana, aku tidak peduli. Aku masih merasa perih
dibagian pinggir bibirku sepertinya berdarah tapi aku malas membersihkannya,
biarlah.
“Kau ini pemalas,
sini biar Noona bersihkan.” Lagi-lagi suaranya mengagetkan ku dan langsung menarik
kepalaku sesuka hatinya.
“Ahh, noona kau
gila, ini sakit!” Aku berteriak begitu kencang, apa dia tidak sadar kalau aku
ini kesakitan, dasar noonaku ini memang gila.
“Nah Sudah,
sekarang tidur dan besok jangan berkelahi lagi, bilang saja dengan yeoja kesayanganmu
itu. Ya HyukJae sayang.” Ucapannya benar-benar menyindirku, lihat saja ekspresi
wajahnya sangat tak enak dipandang. Tapi memang benar apa yang dia katakan,
untuk apa aku berpacaran dengan Jina padahal sebenarnya aku menyukai Hyoyeon
sejak masih kecil, dulu dia tinggal di samping rumahku dan kami sering main
bersama. Tapi karena rumahnya disita dia pindah ke tempat lain. Aku benar-benar
menyesal karena tidak memberi tahu perasaanku yang sebenarnya pada Hyo. Setelah
sekian lama, aku jadi membencinya karena dia dekat dengan Junho. Tapi tetap
saja aku masih mencintainya, melihat senyumnya saja sudah membuatku meleleh
padanya. Ehh.. (terbangun dari tidur)
“Kenapa aku
memikirkan babo yeoja itu, hahh sudahlah.. aku ngantuk.” Kemudian ku tutup
wajahku dengan bantal dan memejamkan mataku rapat-rapat.
Hyoyeon
POV
*********Sunday**********
Aku rasa aku
bangun lebih awal..
Jadi aku agak
santai memulai aktivitasku. Setelah bangun, ku regangkan tubuhku yang tegang,
lalu ku bersihkan kamar kesayanganku dan dengan segera aku beranjak dari
kamarku menuju kamar mandi tentunya aku mau mandi.
“Hahh..
segarnya.” Aku meregangkan kedua tanganku dan merasakan kesegaran pagi itu.
“Eh..” aku
terkaget, ada sesuatu di belakangku.
“Oh mian, Ki Bum
sayang. Eh.. kau masih belum berangkat, ini kan sudah... hah sudah jam 7.. kau
pasti telat. Lihat kau belum mandi dan.. rambutmu.. ya ampun kau kan sudah
kelas 3 SMP tapi masih pemalas begini.. heh cepat mandi sana!!” Entah setan apa
yang merasuki tubuhku hingga aku mengomeli adikku panjang lebar. Setelah itu
aku hanya diam dan memandangi adik kesayanganku itu dengan tatapan tajam.
“Noona, panggil
aku Key jangan Ki Bum, dan satu lagi hari ini hari minggu. kalau saja hari ini
aku sekolah, mana mungkin kau bisa sesantai ini? Dan mengomeliku!” gerutu Ki
Bum yang mendekatkan wajah kesalnya ke wajahku, kemudian ia pergi. Aku hanya
bingung sambil menggaruk-garuk rambutku yang tidak gatal lalu ku tengok
kalender, sesaat aku terkikih sendiri. Xixixixi...
Di meja makan....
“Omma.. apa boleh
aku pergi.. hari ini kan hari minggu?” rengek Ki Bum yang sedari tadi hanya
memainkan sendok dan garpunya. Omma tetap saja diam dan tidak menjawab,
biasanya sih tidak diizinkan kecuali Ki Bum akan bertingkah gila lagi.
“OOOmmmmaaaa..
!!” Melihat Ki Bum berteriak dengan ekspresi lucu seperti itu membuatku tertawa
terpingkal-pingkal. Aku tidak habis pikir bagaimana mungkin seorang namja manja
seperti Ki Bum digilai banyak cewek di SM Junior High School.
“Ne, pergilah
sesukamu.. jam 9 malam harus sudah ada di rumah. Mengerti!” akhirnya omma bisa
luluh, Ki Bum hanya tersenyum sumringah lalu melahap makanannya.
“Eehh.. kau ini
pelan-pelan..” Ucapku yang tercengang melihat tingkah Ki Bum yang terlalu
semangat makan.
“Omma, aku nanti
juga akan pergi. Apa omma mau sekalian ku antarkan ke bandara?” ucapku sambil
menatap omma dengan serius.
“Baiklah, tapi kalian
harus ingat hati-hati selama omma tinggal.. karena omma harus berada di Jepang
selama seminggu.” Jawab omma yang berhenti makan dan menatapku.
“Ne omma, aku
siap.” Jawabku semangat sambil tersenyum lebar.
“Oh ya omma..
uang saku selama seminggu?” Ki Bum tiba-tiba menyaut dan menjulurkan tangannya
ke arah omma.
“Ne minta pada
kakakmu, nanti aku akan memberi uang untuk kalian.” Saut omma.
Secara serentak
aku dan Ki Bum berteriak bersama karena saking senangnya. Bukan karena apa-apa,
kami hanya senang karena bisa melakukan apa yang kami lakukan tanpa pengawasan
omma.
Di Bandara
Incheon....
“Daaa omma, kami
akan merindukanmu.”kata Ki Bum.
“Ne omma,
hati-hati di sana.”kataku meyambung perkataan Ki Bum.
“Jangan lupa
makan. Dan minum vitamin omma.”Sambung Ki Bum kembali.
“Omma harus
istirahat juga. Jangan bekerjar terus.”sambungku, kali ini dengan memeluk omma.
“Ne, sekarang omma
pergi dulu. Ingat hati-hati ya.” Jawab Omma sambil tersenyum kemudian menepuk
pipiku dan Ki Bum. Kami pun mengangguk bersama.
Author
POV
Setelah hyoyeon
mengantarkan ommanya ke bandara ia pun beranjak untuk segera pulang ke rumah,
tentunya bersama sang adik Ki Bum.
“Hyo.” Panggil
seseorang dengan suara tak asing lagu. Lalu mereka berdua menoleh.
“Eh.. Junho
oppa.” jawab hyoyeon terkejut melihat Junho yang sudah ada dibelakangnya..
dengan membawa koper dan berpakaian rapi. ‘Mau kemana dia’ ucap hyoyeon lirih.
“Oppa, kau keren.
Mau pergi kemana? Jalan-jalan ya? Tumben? Keluar kota? Keluar negeri?” tanpa
banyak pikir Ki Bum langsung nrocos saja bertanya dengan Junho. Lalu Hyoyeon
menyenggol pinggul Ki Bum “Jaga bicaramu.” Ucap Hyoyeon lirih, Ki Bum hanya
mengangguk.
“tidak papa Hyo.”
Jawab Junho yang tersenyum manis seperti malaikat.
“Eh.. Ne oppa.”
Jawab Hyoyeon singkat.
“Hyo?” panggil
Junho lagi.
“Ne Oppa.”
Jawabku lagi.
“Kita harus
berpisah. Mungkin selama 5 tahun.” Perkataan Junho membuat hyoyeon bingung.
Kemudian Junho memberi isyarat Ki Bum untuk pergi meninggalkan mereka berdua.
Ki Bum mengerti dan pergi.
“Aku di suruh
appa pergi ke Amerika, soal sekolah aku bisa meneruskannya di sana, dan
kebetulan appaku memintaku untuk ikut bekerja di perusahaannya dan, yah aku
tidak bisa menolaknya.” Ucap Junho panjang lebar sambil menatap hyoyeon yang
juga menatapnya.
“Oh..” jawab
hyoyeon bingung sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Hyo.. saranghae..”
kata Junho sambil meraih kedua tangan kecil milik Hyoyeon. Ia hanya bingung
dengan apa yang terjadi. Dan. Yak! Junho menciumnya! Di depan Umum! OMG! Tubuh
hyoyeon tiba-tiba kaku dan matanya membulat tak percaya apa yang terjadi. Setelah
ia tersadar hyoyeon mendorong Junho dengan cepat, ia hanya menunduk.
“Mianhae, Mianhae
oppa.” Hyoyeon pun berlari meninggalkan Junho. Dan Junho hanya terdiam melihat
Hyoyeon pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal padanya.
EunHyuk
POV
‘Tadi mereka
berdua, ku lihat Hyoyeon terbujur kaku dalam ciuman Junho. Apa dia juga
mencintai Junho.. apa cintaku hanya bertempuk sebelah tangan’ hatiku menjerit
kesakitan melihat apa yang tidak seharusnya ku inginkan. Aku hancur, tanpa ku
sadari aku meneteskan air mata. Ini yang kedua kalinya aku menangis hanya
karena yoeja gila itu. Entah bagaimana aku terpatung dalam kondisi yang hancur
seperti ini.
Aku tersadar lalu
aku pergi menuju mobilku dan memukul-mukul kepalaku sendiri.
“Lee HyukJae babo,
kau memang namja babo..” ku pukuli dan kucaci diriku sendiri terus menerus
hingga seorang yeoja masuk ke dalam mobilku.
“Lee HyukJae, eh
salah Eunhyuk?ada apa denganmu?” suaranya sangat khas, aku juga sangat mengenal
suara yoeja itu, lalu ku cari sumber suara yang ku dengar.
“Kau, babo yeoja!”
aku berteriak kaget melihat hyoyeon yang duduk di sampingku.
“Ne, Michyeo
namja. Antar aku pulang.” sahutnya sambil mengaitkan pengaman ke tubuhnya. Aku
heran kapan dia tahu aku berada di sana, atau jangan-jangan dia tahu aku
mengikutinya sedari tadi.
“Kenapa kau diam Michyeo
namja?” perkataan hyoyeon membuyarkan lamunanku.
“Ne?” aku bingung
dengan situasi ini.
“Wae? Kenapa kau
bisa di mobilku? Pergi sana?” entah kenapa aku mengusirnya, tapi aku hanya
tidak ingin ia di sampingku dengan keadaanku yang sedang patah hati karena
Hyoyeon.
“Adikku meninggalkanku.
Dan aku lihat kau dari kaca mobilmu.. yang.. tuh lihat terbuka. Jadi aku
masuk.” Hyoyeon tersenyum padaku, senyumannya membuat hatiku berdebar, Ohh
Tuhan bagaimana ini aku tidak bisa menahannya.
“Haa.. Sudah
sudah.. jangan tatap aku begini, itu mengganggu.” Ucapku yang memalingkan
pandangan ke depan. Kemudian ku gas mobilku dengan kencang.
Hyoyeon
POV
Ada apa dengan
namja ini, kenapa tiba-tiba baik hati. Aneh sekali tidak biasanya ia mau
berbaik hati denganku tapi baguslah jadi aku tidak perlu mengeluarkan uang.
“Hey?”
“Hey?”
“Hey.. Kau dengar
tidak?”
“Hey.. Babo yeoja!"
“Hah, wae?” aku
terhentak dari lamunanku dan menatap Eunhyuk yang terlihat kesal. Ada apa
dengannya kenapa dia berteriak. Apa tadi dia memanggilku tapi kenapa aku tidak mendengarnya.
Hah entahlah.
“Wae?” tanyaku
sambil mengucek mataku yang agak gatal.
“Kau tuli atau
apa dasar babo. Karena kau sudah membuatku marah. Maka kau harus menerima
akibatnya!” Ucap Eunhyuk yang agak mengagetkanku apa lagi ekspresi evil di
wajahnya itu sangat menggangguku.
“apa maksudmu?
Lihat ekspresimu itu sama sekali dengan wajahmu!Babo!” Tiba-tiba aku menutup
mulutku. Kenapa aku bisa bicara seperti itu pada Eunhyuk. Tapi aku rasa Eunhyuk
tidak mendengar atau mungkin dia tidak menggubris omelanku. Yah semoga saja
begitu.
EunHyuk
POV
“Sudah sampai.”
Kataku sambil agak tersenyum dengan penuh semangat.
“Kita mau makan?”
hyoyeon bertanya padaku dengan wajah sumringah, ekspresinya membuatku dadaku
berdetak kencang.
“N..ne” jawabku
gugup.
“Bagus, aku akan
telepon Ki Bum dan membelikannya makanan.” Jawabnya dengan semangat, ekspresinya
masih seperti tadi yang masih membuatku bahkan tambah membuatku merasa
deg-degan melihatnya. Ia kemudian keluar dari mobilku dan berjalan ke dalam
Restaurant, sedangkan aku masih duduk membayangkan ekspresi wajah hyoyeon yang
begitu manis.
“hey, kenapa kau
diam saja di situ.” Hyoyeon berteriak hingga membuatku kaget dan salah tingkah,
tiba-tiba saja ia tertawa terbahak-bahak melihatku, dan DEG jantungku berdeguk
begitu kencangnya, bahkan dia semakin mendekat dengan ekspresi sama hingga
membuatku semakin jantungan.
“Dasar kau, babo!”
dia membuka pintu mobil dan menarik tanganku. Rasanya terasa seperti di surga
melayang-layang bersama bidadari cantik. Entahlah aku ini kan seorang namja
paling tampan tapi bisa terpikat oleh seorang hyoyeon. Memang aneh.
Setelah kami
selesai makan, aku mengantar hyoyeon ke rumahnya. Karena jam sudah menunjukkan
pukul 8 malam. Tidak terasa kami pergi berdua cukup lama.
“Kau mau mampir?”
tanya hyoyeon padaku. Aku hanya menggelengkan kepala.
“Jeongmal? Tapi
ya sudah, hati-hati.. Michyeo namja!” ucapan terakhirnya benar-benar melekat
padaku, ia pun tersenyum, senyumannya begitu tulus dan membuatku membalas
senyumannya.
To be
Continue....